PantauTerkini.co.id-
Jakarta-Pasca Munaslub Partai Golkar, 20 Desember 2017, Notrida Mandica (Anggota Dewan
Pakar DPP Partai Golkar) membuat Analisis terhadap Partai Golkar kedepan dan
janji sang nakoda baru, berikut ulasannya.
Setelah
terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar
(PG), Airlangga Hartarto (AH) sang Nakoda baru berjanji mengembalikan kejayaan
PG. AH berjanji mengembalikan PG sebagai partai nomor satu, bukan partai nomor
dua apalagi nomor tiga dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 nanti.
Janji itu
nampak sulit tercapai mengingat popularitas dan elektablitas PG pada survey
opini publik akhir akhir ini berada di posisi ketiga di bawah PDIP dan
Gerindra.
Namun
demikian, janji itu tidak mustahil akan terwujud mengingat potensi pendukung
kekuatan PG bersifat real dan akan termanifes apabila dikelola dengan baik.
Modal dasar
PG untuk bisa bangkit dan menang adalah penerapan manajemen modern dalam
pengelolaan partai. Ketokohan di partai ini tdk bertumpu pada satu orang
sehingga sistem pengambilan keputusan tidak bersifat vertikal. Ada ruang bagi
setiap kader dan pendukung partai untuk bersuara dan mengkritik kebijakan yang
tidak berpihak bagi kepentingan rakyat.
Dalam
menyelesaikan masalah, PG mengambil pendekatan kolektif, horizontal dalam
semangat musyawarah mufakat. Sehingga tak ada tindakan atau kebijakan sepihak.
Meski kontrol oleh sekelompok kecil elit partai tetap eksis namun kontrol ini
bersifat fleksibel dan horizontal.
Hal ini
telah dibuktikan dalam beberapa peristiwa. Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres
JK) sendiri mengakui bahwa dalam 3,5 tahun, PG telah memiliki 4 Ketum dan
1 plt Ketum. Namun dalam kurun waktu itu, PG dapat menyelesaikan masalah
internal dan dualisme kepemimpinan dengan baik. Meski demikian, Wapres JK tidak
menghendaki masalah berulang dan berharap AH dapat menyesaikan tugas Ketum
sesuai priode nya.
PG sekali
lagi memperlihatkan kedewasaan berpolitik dalam Munaslub kemarin.
Munaslub
berlangsung tanpa riak. Semua telah diatur dengan rapi. DPD I dan II nampak
patuh pada keputusan DPP PG untuk tetap berpegang pada proses aklamasi
pemilihan Ketua Umum DPP PG. Salah satu alasannya meminimalkan proses transaksi
politik uang. Meski dengan konsekuensi sistem instruksi dari atas diberlakukan
lagi. Proses aklamasi ini berlangsung cepat dan tuntas krn kebetulan tidak ada
kader lain yang mencalonkan diri.
Saat para
kader kasak kusuk tentang susunan pengurus. Berkali-kali Ketua Wankar Agung
Laksono menekankan dalam pidato dan himbauannya agar rekruitmen pengurus
berdasarkan prinsip Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tak Tercela
(PDLT).
Ketua Wankar
sangat kukuh memperjuangkan Munaslub dan mendudukkan pemimpin DPP PG yang
berprinsip PDLT.
Prinsip PDLT
sangat krusial dalam membangun kembali PG dari keterpurukan.
PDLT adalah
panduan karakter yang harus dijunjung tinggi oleh setiap kader Beringin.
Hari ini,
tantangan bagi Ketum Airlangga Hartarto adalah menerapkan prinsip PDLT dalam
rekruitmen pengurus DPP PG. Hal ini sangat signifikan karena DPP adalah hulu
yang akan mengalirkan spirit dan komitmen PDLT hingga ke hilir.
Bila
berpegang dengan prinsip ini, maka Ketum DPP PG sdh menyelesaikan 70%
masalah yang menggerogoti PG selama ini. Selanjutnya pemilihan pengurus
juga memperhatikan aspek keaktifan, keteguhan, keinginan maju dan
kebersamaan.
Hanya dengan
itu, upaya menciptakan Partai Golkar sesuai dengan tekad Ketum Airlangga
Hartarto yakni Golkar Bersih, Golkar Bangkit utk Indonesia Sejahtera dapat
terwujud.
Semoga
Allah SWT senantiasa membimbing Ketum DPP PG yang baru agar dapat
mewujudkan janji untuk mengantarkan PG ke Kejayaan yang hakiki. (*)
Laporan:Adewonk
Editor:Muhlis
No comments
Post a Comment